TEKNIK RADIATION
THERAPY (RADIOTERAPI)
Pengertian
Radioterapi
Radioterapi merupakan
suatu metode pengobatan penyakit kanker atau tumor yang menggunakan teknik
penyinaran dari zat radioaktif maupun radiasi pengion lainnya. Tujuan
radioterapi adalah untuk mendapatkan tingkatan sitotoksik radiasi terhadap planningtarget volume pasien, dengan
seminimal mungkin pajanan (exposure) radiasi terhadap jaringan sehat dan di
sekitarnya. Pesawat radioterapi adalah pesawat yang digunakan untuk melakukan
terapi yang didalamnya terdapat sumber
radiasi baik sumber 60Co maupun 137Cs. Dengan keberadaan
sumber radiasi tersebut, maka keselamatan baik pekerja maupun pasien memerlukan
perhatian yang sangat penting agar tujuan dari penggunaan radioterapi tersebut
terwujud tanpa menimbulkan masalah baru.
Radioterapi adalah
penggunaan partikel energi untuk menghancurkan sel–sel dalam pengobatan
penyakit. Sel mati akibat dari reaksi kimia dalam sel yang menyebabkan
perubahan DNA dan RNA, mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi. Jumlah
kerusakan DNA dan RNA sebuah sel tergantung dari radiosensitifitas sel.
Teknik
radioterapi
Radiasi Tiga
Dimensi
Dengan menggunakan alat-alat canggih semacam computed
tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), positron emission tomography
(PET), atau single photon emission computed tomography (SPECT), lokasi, ukuran,
dan bentuk kanker bisa diketahui dengan pasti. Berdasar data itu, kemudian
dirancang suatu pola radiasi yang sesuai, sedemikian rupa sehingga pancaran
radiasi bisa mengenai seluruh jaringan kanker tanpa menyentuh sel sehat di
sekitarnya. Dengan cara ini radiasi bisa diberikan dalam dosis tinggi. Sering
digunakan untuk mengobati kanker prostat, paru-paru, hati, nasofaring, dan
beberapa jenis kanker otak.
Stereotactic
Radiosurgery
Lazim digunakan untuk mengobati kanker otak. Penderita
mengenakan alat semacam helm yang bisa memancarkan radiasi dari berbagai arah.
Dengan alat ini, dosis dan sasaran radiasi bisa diukur dengan tepat, nyaris
tanpa mengganggu jaringan di sekitarnya. Beda dengan bedah otak konvensional,
“bedah radiasi” ini tidak sakit, tidak menyebabkan perdarahan, dan tidak
mempunyai risiko infeksi.
Stereotactic
radiotherapy
Prinsipnya mirip dengan stereotactic radiosurgery,
tetapi menggunakan alat yang bisa bergerak bebas mengitari tubuh pasien. Dengan
demikian bisa digunakan untuk mengobati kanker otak maupun kanker di bagian
tubuh yang lain. Bedanya adalah, stereotactic radiotheraphy diberikan dalam
dosis kecil beberapa kali sehari untuk mengurangi efek samping.
Radioimmunotherapy
Kini radiasi juga dikombinasikan dengan imunoterapi.
Antibodi khusus kanker disuntikkan ke dalam tubuh setelah sebelumnya
“ditempeli” materi radioaktif. Di dalam tubuh otomatis antibodi akan mencari
zat (antigen) yang diproduksi oleh sel kanker. Setelah ketemu, sel kanker
dihancurkan oleh materi radioaktif yang dibawanya.
Cara ini sangat tertarget, mencegah risiko rusaknya
sel sehat. Sering digunakan untuk pengobatan non-Hodgkin’s lymphoma, dan sedang
dalam tahap uji klinis untuk pengobatan leukemia, kanker usus, kanker hati,
paru-paru, otak, prostat, thyroid, payudara, kandungan, dan pankreas.
Ada
4 faktor yang mempengaruhi radiosensitifits sel :
·
kecepatan pembelahan sel
·
fase siklus sel
·
derajat differensiasi sel
·
kadar oxigenasi sel
pembelahan
sel dengan cepat, apakah itu normal atau yang bersifat kanker, lebih rentan
terhadap terapi radiasi. Sel- sel yang sedang dalam kesenjangan fase 2 (
periode setelah sintesis DNA sebelum mitosis) dari siklus sel adalah paling
sensitive terhadap raioterapi. Differensiasi sel yang buruk dan sel
teroksigenasi baik juga sangat radiosensitive. Umumnya jenis kanker yang paling
sensitive pada radioterapi adalah limfoma, seminoma, sel skuamosa daerah
orofaring,kulit dan sel epitel serviks. Sel normal yang paling sensitive
terhadap radioterapi adalh sel – sel darah yang dihasilkan dalam sum-sum
tulang, folikel rambut dan sel traktus gastrointestinal. Untuk mengatasi kanker
terapi radiasi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan pembedahan,
kemoterapi dan/ immunoterapi.
Tujuan
·
Kuratif, seperti penyakit Hodgkin,
kanker seminoma testis, kulit, serviks dan kanker laring.
·
Mengontrol penyakit baik jangka pendek
maupun jangka panjang seperti pada tumor otak, kanker kandung kemih, kanker ovarium
dan kanker paru
·
Faliatif untuk meningkatkan kwalitas
hidup dengan menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi
Indikasi
·
Kanker seminoma testis,
·
Kanker laring
·
Tumor otak
·
Kanker kandung kemih
·
kanker ovarium
·
kanker paru
Kontraindikasi:
·
Eritema
Persiapan
·
Talk
·
air yang bersih dan steril
·
sarung tangan
·
obat – obatan
Prosedur
a.
Sebelum melakukan tindakan
·
Menentukan type dan jumlah radiasi yang
digunakan, pengaruh serta bahayanya
·
Memperpanjang waktu memulai
radiasiterapi, perawat memperhatikan kondisi klien secara keseluruhan
·
Perhatikan pada dinding lead atau lead
aprons serta melindungi area yang terkena radioterapi
·
Menutup area yang akan diberi terapi.
·
Pada saat material terapi radiasi tidak
digunakan maka material tersebut harus disimpan ditempat yang aman
b. Jika perawat dan anggota keluarga ikut dalam
prosedur radiasi maka mereka harus melindungi diri
c. pada saat klien sedang mendapat radiasi , semua perawat jaga dan fasilitator
harus melindungi diri
d. catat berapa waktu yang dibutuhkan dan berapa material yang terpakai
e. menjaga akses dan mensupport klien serta orang –orang yang ikut serta dalam
terapi radiasi
f. perhatikan prosedur kerja dan bersama pasien membuka segel iodine
1. Perawat memakai sarung tangan elastis ketika
memberikan perawatan
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan, tempat yang diisi air harus
didesinfeksi
3. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan memakai air yang mengalir
4. Simpan semua barang- barang pasien didalam tas
5. Jelaskan pada pasien dan keluarga perlunya perlindungan terhadap radiasi
( Smith,2000)
Respon
akut terhadap Radiotherapi
Kulit
: kehilangan lapisan epidermis, eritema, kering, deskuamasi dan hyperpigmentasi
Gastrointestinal : mukositis, proktitis, disphagia, ulcerasi, nausea, vomitus,
diare, malnutrisi.
Kelaenjar saliva : Penurunan pembentukan saliva, membran mukosa kering,
perubahan rasa, disfagia.
Ginjal : cistitis
Sumsum tulang : Mielosupresi, anemia, trombositopenia
Rambut : kehilangan rambut
Paru-paru : pnemonitis
Jantung : MCI/pericarditis
Brain/spinal cord : edema
Ovari/testis : amenorhoe, pengurangan produksi sperma
Hal-hal yang harus diperhatikan
Efek samping dapat terjadi dalam 6 bulan dirujuk sebagai efek samping akut dan
yang terjadi selama 6 bulan disebut efek lanjut atau efek samping kronis. Efek
samping akut yang terjadi dalam pembelahan sel kulit yang amat cepat, membrane
mukosa, folikel rambut dan sum-sum tulang umumnya reversible, efek samping
kronis dalam sel yang membelah secara lambat seperti sel –sel otot dan pembuluh
darah yang biasanya permanent. Efek samping yang dialami pasien terbatas pada
daerah yang terkena. Akan tetapi seseorang yang menerima terapi radiasi mungkin
mengalami efek sistemik seperti : mual, anoreksia dan kelelahan. Gejala ini
berhubungan dengan kerusakan dari sel kanker dan filtrasi sel ini dengan hasil
yang melewati tubuh, secara umum kebanyakan apsien mentoleransi radioterapi
dengan baik.
Jenis
pesawat radioterapi
1.
Simulator
2.
CT Scanner
3.
Treatment Units : superficial
4.
ORTHOVOLTAGE
5.
Cobalt
6.
LINAC : foton
7.
LINAC : foton dan Electron
UNIT TELETERAPI (Co-60)
Telah diketahui bahwa daya penetrasi sinar-X
dalam jaringan amat tergantung dari energi yang dihasilkan oleh tabung. Makin
tinggi perbedaan tegangan antara katoda dan anoda, makin besar pula daya tembus
sinar. Berarti untuk tumor-tumor yang letaknya dalam diperlukan pesawat-pesawat
dengan tegangan yang tinggi. Pada tahun 1913, Coolidge memperkenalkan tabung
sinar-X hampa udara dengan tegangan 200 kV yang pertama. Tabung ini merupakan
dasar dari perkembangan teknik radioterapi selanjutnya. Karena dengan tegangan
tersebut tidak akan didapatkan dosis yang memuaskan untuk tumor-tumor yang
letaknya lebih dalam, maka sesudah perang dunia kedua, lahirlah pesawat
"supervoltage" kemudian disusul dengan periode
"megavoltage" yang diperkenalkan oleh Schulz. Setelah itu ditemukan
pula Co-60 (kobalt 60) yang merupakan isotop buatan yang murah yang dapat
menggantikan jarum radium yang mahal harganya. Pada saat ini Co-60 yang
mempunyai energi ekuivalen dengan sinar-X 3 mV, digunakan baik sebagai radiasi
eksternal (teletherapy) maupun radiasi internal (brachytherapy, yaitu
implantasi atau intra-kavitar).
a.)
Rangkaian Dasar Pesawat Co-60
Pesawat Co-60 menggunakan sumber radiasi
bahan radioaktif Cobalt 60 yang menghasilkan sinar gamma. Sinar Gamma adalah
istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh
transisi energi karena percepatan elektron. Gamma bermuatan 0 (nol) dihasilkan
akibat transisi inti nukleon. Sumber (head source) Co-60 berada pada gantry
yang dapat diatur penyudutannya dari 00 - 3600. Sinar gamma memiliki daya
tembus yang tinggi dibandingkan partikel alpha maupun beta. Bahan untuk menahan
sinar gamma biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk
mengurangi intensitas dari sinar gamma. Pesawat Co-60 memiliki lampu kolimator
dan fiber optik yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas
lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian
meja.
Pesawat teleterapi Co-¬60 setiap tahun terjadi
penyimpangan/ error sebesar 5%. Selain itu perlu dikalibrasi setiap 6 bulan.
Penyimpangan output radiasi pesawat teleterapi Co-¬60 terjadi karena geometri
dari isotop berbentuk silinder bukan bola dan berkas radiasi yang digunakan
ialah berkas terkolimasi. Keberhasilan pelaksanaan teleterapi dengan
menggunakan pesawat telecobalt-60 sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran dan
geometris sumber, serta jarak sumber kepermukaan kulit pasien. Untuk mengetahui
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap karakteristik radiasi pesawat
telecobalt-60, maka telah dilakukan simulasi dengan menggunakan model sumber
berbentuk piringan, model sumber berbentuk titik, dan menggunakan model
persamaan empiris.
Dari hasil simulasi, secara umum diperoleh bahwa
semakin kecil diameter sumber, maka profil dosis keluaran pesawat akan semakin
flatness, yang berarti sebaran dosis pada daerah teradiasinya akan semakin
seragam. Semakin jauh sumber radiasi dari bidang pengamatan (SSD semakin besar)
maka sebaran dosis pada bidang pengamatan tersebut akan semakin seragam. Untuk
SSD konstan, semakin dalam titik pengamatan berada dalam phantom maka sebaran
dosisnya akan semakin seragam.
Dengan membandingkan hasil simulasi dan hasil
eksperimen untuk medan radiasi standar 10 cm x 10 cm, maka kecenderungan
keseragaman ( uniformity) sebaran dosis akibat adanya ukuran sumber (SSD) dan kedalaman
(d) hanya terjadi pada daerah disekitar sumbu berkas (-2 cm sampai 2 cm),
sedangkan untuk daerah lain ( daerah penumbra dan sekitarnya) di dalam medan
kecenderungan ini tidak berlaku. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh adanya
pengabaian terhadap efek hamburan phantom.
Penyinaran tabung detektor dilakukan dengan dua
variasi, yaitu 1) luas lapangan dan 2) SSD. Pengambilan luas lapangan dan SSD
disesuaikan dengan tabel penyinaran yang tersedia. Pengukuran keluaran radiasi
dilakukan 3 kali ulangan. Pada awal dan akhir pengukuran dilakukan pencatatan
temperatur, tekanan dan kelembaban udara. Data ini digunakan untuk menetapkan
nilai faktor koreksi K pt dan fh pada hasil pembacaan ukur.
Pesawat telelerapi ini menggunakan sumber
radiasi CO60 yang memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga baik
digunakan untuk keperluan pengobatan penyakit kanker. Sumber (head source) CO60
berada pada gantry yang dapat diatur penyudutannya dari 00 - 3600. Pesawat ini
dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber optic yang berfungsi untuk
mendapatkan titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber
ke obyek dengan mengubah ketinggian meja.
2.2
Pesawat megavoltage Cobalt-60
Pesawat megavoltage Cobalt-60 adalah salah
satu pesawat radiasi yang menghasilkan radiasi foton sekitar 1.25 MV, oleh
karena itulah pesawat Cobalt-60 disebut pesawat megavoltage. Cobalt-60 adalah
isotop dari yang memiliki kelebihan satu neutron pada inti atomnya. Umur paruh
Co-60 adalah 5.3 tahun dengan mengemisikan 0.097 MeV partikel beta dan dua
sinar gamma dengan energi 2.5 MeV. Masing-masing sinar gamma ini memiliki enegi
1.2 MeV dan 1.3 MeV. Aktivitas Co-60 adalah 1100 Currie/gram.
Untuk mengetahui berapa besar radiasi yang
dikeluarkan pesawat cobalt permenitnya maka rumah sakit melakukan kalibrasi
keluaran pesawat megavoltage Cobalt-60. Kalibrasi ini umumnya dilakukan setiap
6 bulan sekali.
Aplikasi medik dari berbagai tehnik nuklir yang
ada akan bermanfaat dan mempunyai arti bagi masyarakat bila telah tersedia
ketika dibutuhkan untuk pengobatan dan bila dapat memberikan informasi yang
dapat diandalkan untuk dapat disampaikan kepada para dokter guna menentukan
langkah pengobatan yang tepat dan sesuai. Untuk mencapai hal tersebut, IAEA
(International Atomic Energy Agency) berusaha membuat suatu mekanisme untuk
dapat menjangkau semua lapisan masyarakat sebagai pemakai tehnik nuklir ini
sebanyak mungkin yang bertujuan untuk mempromosikan kualitas klinik tehnik
nuklir yang terjamin dan meningkatkan penggunaan tehnik nuklir di bidang
kesehatan di negara-negara berkembang.
9.8 Gelombang Elektromagnetik
Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik
besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ elektron bergerak bolak-balik, dengan
kata lain dalam kawat PQ terjadi getaran listrik. Perubahan tegangan
menimbulkan perubahan medan listrik dalam ruangan disekitar kawat, sedangkan
perubahan arus listrik menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan
medanlistrik dan medan magnet itu merambat ke segala jurusan. Karena rambatan
perubahan medan magnet dan medan listrik secara periodik maka rambatan
perubahan medan listrik dan medan
magnet lazim disebut Gelombang Elektromagnetik.
Percobaan-percobaan yang teliti membawa pada kesimpulan, bahwa pola gelombang
elektromagnetik sama dengan pola gelombang transversal dengan vektor perubahan
medan listrik tegak lurus pada vektor perubahan medan magnet.
Gelombang elektromagnetik menunjukkan
gejala-gejala :
1. Pemantulan, pembiasan, difraksi, polarisasi
seperti halnya pada cahaya.
2. Diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh
isolator.
Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan
daya imajinasi dan ketajaman akal pikiran berlandaskan keyakinan akan
keteraturan dan kerapian aturan-aturan alam. Hasil-hasil percobaan yang
mendahuluinya telah mengungkapkan tiga aturan gejala kelistrikan :
Hukum Coulomb : Muatan listrik menghasilkan
medan listrik yang kuat.
Hukum Biot-Savart : Aliran muatan (arus) listrik
menghasilkan medan magnet disekitarnya.
Hukum Faraday : Perubahan medan magnet (B) dapat
menimbulkan medan listrik (E).
Didorong oleh keyakinan atas keteraturan dan
kerapian hukumhukum alam, Maxwell berpendapat bahwa masih ada kekurangan satu
aturan kelistrikan yang masih belum terungkap secara empirik. Jika perubahan
medan magnet dapat menimbulkan perubahan medan listrik maka perubahan medan
listrik pasti dapat menimbulkan perubahan medan magnet, demikianlah keyakinan
Maxwell. Dengan pengetahuan matematika yang dimilikinya, secara cermat Maxwell
membangun teori yang dikenal sebagai teori gelombang elektromagnetik. Baru
setelah bertahun-tahun Maxwell tiada, teorinya dapat diuji kebenarannya melalui
percobaan-percobaan.Menurut perhitungan secara teoritik, kecepatan gelombang
elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas
Sudah disebutkan bahwa kanker dapat ditangani
dengan terapi radiasi, Salah satunya dengan menggunakan sinar gamma Cobalt-60.
Radioterapi CO-60 merupakan pesawat telelerapi yang memancarkan sinar gamma
secara terus menerus sehingga baik digunakan untuk keperluan pengobatan penyakit
kanker. Sumber (head source) CO-60 berada pada gantry yang dapat diatur
penyudutannya dari 00 – 3600. CO-60 ditempatkan dalam kontainer metal yang
tebal pada alat, yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sel kanker dapat
diradiasi dari berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin dan dengan paparan
yang setepat mungkin. Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber
optic yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan
penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja.
Untuk menghindari rusaknya sel-sel yang sehat, prinsip-prinsip proteksi radiasi
harus dijalankan dengan baik. Proteksi radiasi terdiri atas tiga prinsip yang
harus dijalankan. Pertama, Radiasi digunakan jika memang benar-benar dibutuhkan.
Dalam pengobatan kanker, radiasi memang benar-benar dibutuhkan. Kedua, ALARA
(as low as reasonably achieveble). Dalam radioterapi pengobatan kanker, prinsip
ALARA ialah dosis yang dibutuhkan harus setepat mungkin karena jika tidak
sel-sel yang sehat juga akan rusak. Kemudian prinsip yang terakhir ialah
pembatasan dosis. Radioterapi dengan menggunakan CO-60, radiasinya diarahkan
atau merupakan radiasi eksternal. Radioterapi CO-60 memancarkan sinar gamma
yang dapat mengionisasi dan merusak sel. CO-60 memancarkan 2 jenis sinar yang
berenergi tinggi, yakni sinar beta dan gamma. Setelah memancarkan sinar beta,
CO-60 kemudian memancarkan sinar gamma. Sinar gammalah yang dimanfaatkan untuk
terapi radiasi karena lebih memiliki daya tembus yang lebih besar dan daya
rusak yang besar pula terhadap sel kanker. Berikut skema pemancaran sinar gamma
pada CO-60.
Teknik- teknik yang harus dijalankan terhadap
radiasi gamma, hasil CO-60, sesuai dengan prinsip proteksi radiasi diantaranya
meminimalkan waktu penyinaran, memaksimalkan jarak dari sumber radiasi, dan
melindungi sumber radiasi. Walaupun beberapa efek biologis radiasi tergantung
pada nilai dosisnya, untuk maksud pengontrolan dapatlah diasumsikan bahwa
Nilai dosis × waktu penyinaran = dosis total
Dengan demikian, jika pekerjaan harus dilakukan
pada medan radiasi yang relatif tinggi, dalam hal ini radioterapi CO-60,
pembatasan waktu penyinaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga produk nilai
dosis dan waktu penyinaran tidak melebihi dosis total maksimum yang
diperbolehkan radioterapi tersebut dikerjakan sesuai dengan prinsip keselamatan
radiasi. Misalnya, Selama jangka waktu beberapa minggu, setiap harinya harus
dikenai radiasi seberapa besar sehingga pasien tersebut menerima radiasi secara
tepat agar sel-sel sehat disekitar sel kanker hanya menerima sedikit paparan
radiasi. Kemudian proteksi yang dijalankan adalah mengatur jarak dari sumber
radiasi. Secara intuitif, jelas bahwa penyinaran radiasi menurun dengan
bertambahnya jarak. Jika diubah ke dalam istilah kuantitatif, kenyataan ini
menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan untuk keselamatan radiasi. Pada
radioterapi dengan CO-60 jarak juga diatur sedekemikian rupa sehingga
radioterapi menjadi optimal. Berikut ialah skema penyusunan radiasi.
Dimana SSD merupakan jarak
sumber/pesawat dengan permukaan fantom, a adalah sumber radiasi CO-60, d jarak
fantom ke objek yang akan diradiasi dalam hal ini pasien.
Proteksi radiasi yang juga harus dijalankan
ialah perlindungan atau penghalang. Pada prinsip ini, sebelum radiasi gamma
sampai menuju ke objek yang akan diradiasi perlu adanya pelindung yang dapat
melemahkan atau mengurangi radiasi gamma tersebut. Pada kondisi-kondisi
geometri yang baik, pelemahan sinar gamma sesuai dengan rumus
Kendatipun demikian, pada kondisi-kondisi yang
tidak baik berkas sinar gamma dapat menyebar kemana saja. Yang terpenting ialah
prinsip ini harus dijalankan agar dapat mengurangi risiko radiasi yang lebih
buruk. Untuk mengurangi intensitas radiasi beberapa jenis penghalang. Yang pertama
HVL (Half Value Layer) yang dapat mengurangi intensitas radiasi menjadi
setengahnya, kedua TVL (Tenth Value Layer) yang dapat mengurangi intensitas
yang datang menjadi sepersepulunya. Kemudiaan Mean Value Layer dapat mengurangi
intensitas menjadi kira-kira 38% intensitas awal. Sebagai gambaran , pada
kondisi geometri yang baik, untuk meneruskan 10% radiasi gamma yang
membahayakan, pelindung beton setebal sekitar 7 inchi diperlukan.
Pada dasarnya radioterapi dengan menggunakan
CO-60 dimaksudkan untuk mengobati kanker, akan tetapi seperti yang kita tahu
bahwa radiasi juga dapat merusak sel lain yang sehat. Untuk itu dalam
penggunaannya perlu ada pengawasan yang ketat. Banyak sekali badan-badan yang
mengatur tentang radiasi seperti IAEA, ICRP dan lain sebagainya yang kesemuanya
menekankan bahwa prinsip-prinsip proteksi radiasi harus dijalankan dengan baik.
Tujuannya tidak lain ialah pemanfaatan radiasi benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan, mencegah penerimaan paparan radiasi yang berlebihan
sehingga dapat mengurangi efek-efek somatik yang berbahaya. Dengan menggunakan
prinsip proteksi radiasi ini, Radioterapi dengan CO-60, zat radioisotop CO-60
ditempatkan dalam kontainer metal yang tebal pada alat, yang dapat diatur
sedemikian rupa sehingga sel kanker dapat diradiasi dari berbagai arah yang
ditujukan setepat mungkin dan dengan paparan yang setepat mungkin. Kemudian
sumber radiasi gamma dari CO-60 juga ditempatkan pada jarak tertentu sehingga
pasien dikenai radiasi yang optimum atau pas secara paparan radiasi.
Radioterapi CO-60 juga dilakukan secara berkala, setiap hari, secara tepat
sehingga dosis total yang diterima pasien tidak melebihi dosis maksimum.
Efek
samping dari radioterapi
Efek samping yang dirasakan pada umumnya terjadi
pada minggu-minggu pertama pengobatan berupa rasa lemah, menurunnya nafsu
makan, yang biasanya terjadi karena pasien tidak dapat menerima kenyataan bahwa
dirinya menderita kanker, harus menjalani terapi sinar yang dinilai menakutkan,
atau perjalanan dari rumah ke tempat pengobatan yang melelahkan.
Namun, meskipun berbagai metode pengobatan kanker terkini ditopang oleh
peralatan modern, kegagalan masih selalu dapat terjadi. Faktor kegagalan
tersering adalah lambatnya pasien meminta pertolongan dokter sehingga penyakit
telah mencapai stadium lanjut, disamping kepatuhan pasien terhadap program
pengobatan.
Cara mencegah efek samping dari
radiotetrapi
Menurut
dr Fielda, berikut hal-hal sederhana yang perlu dilakukan untuk mencegah efek
samping radioterapi:
1.
Pastikan tubuh cukup istirahat
Setelah radioterapi, pasien akan merasa lebih lelah dibanding keadaan normal.
Rasa lelah itu disebut juga fatique, yang mungkin berlangsung sampai beberapa
minggu setelah radiasi selesai. Cobalah untuk tidur dengan nyenyak pada malam
hari untuk mengurangi efek samping tersebut.
2.
Makanlah makanan seimbang dan bergizi
Tergantung dari bagian mana dari tubuh Anda yang diradiasi (misalnya bila
diradiasi daerah perut atau pelvis), maka dokter akan menganjurkan diet
tertentu.
3.
Rawatlah kulit di daerah radiasi
Kalau Anda mendapat radiasi eksternal (radiasi dari luar tubuh pasien), daerah
yang diradiasi menjadi lebih sensitif dan kadang-kadang terlihat kemerahan.
Jangan menggunakan sabun, air, lotion, deodoran, obat-obatan, minyak wangi dan
kosmetik pada daerah yang diradiasi, kecuali bedak bayi.
4.
Hindari memakai pakaian yang ketat
Termasuk memakai korset atau baju leher tegak yang ketat. Pakailah baju longgar
dari bahan katun yang lembut.
5.
Jangan menggosok, menggaruk atau menggunakan plester yang sangat lengket pada
daerah radiasi
Kalau kulit daerah radiasi harus ditutup dengan kain kasa dan plester, pakailah
micropore atau plester untuk kulit sensitif. Cobalah untuk meletakkan plester
diluar daerah radiasi dan jangan melekatkan pada daerah yang sama.
6.
Jangan meletakkan kompres panas atau dingin pada daerah radiasi
Bila bagian yang diradiasi perlu dicuci, katakan terlebih dulu pada dokter
Anda. Gunakan air Nacl steril atau air hangat-hangat kuku pada daerah yang
diradiasi.
7.
Lindungi daerah radiasi dari sinar matahari
Kulit akan menjadi ekstra sensitif terhadap sinar matahari setelah diradiasi.
Kalau memungkinkan, pakailah pakaian yang tertutup. Pakailah payung bila berada
di bawah terik matahari.
8.
Katakan pada dokter obat-obatan yang diminum sebelum radiasi
Agar dokter Anda mengetahui Anda minum obat-obatan lain seperti vitamin,
aspirin, obat-obatan, herbal dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar