Sabtu, 02 November 2013

DASAR - DASAR PROTEKSI RADIASI

DASAR-DASAR PROTEKSI RADIASI


Proteksi Radiasi atau
Fisika Kesehatan atau
Keselamatan Radiasi :
  Adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang dari kemungkinan negatif sebagai akibat dari pemakaian radiasi pengion.

TUJUAN KESELAMATAN RADIASI
 Mencegah terjadinya efek non stokastik/deterministik yang membahayakan dan ;
Membatasi peluang terjadinya efek stokastik, sampai pada suatu nilai batas yang dapat diterima oleh masyarakat.
Meyakinkan bahwa pekerjaan/kegiatan yang berkaitan dengan penyinaran radiasi dapat dibenarkan.


FILOSOFI KESELAMATAN RADIASI
1. Justifikasi
  Azas manfaat yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan resiko yang diperoleh.
Optimasi
  Penerimaan radiasi yang serendah-rendahnya (As Low As Reasonably Achievable atau ALARA ) dengan pertimbangan faktor ekonomi dan sosial.
Limitasi
  Dosis radiasi yang diterima tidak akan melebihi Nilai Batas Dosis radiasi yang telah ditetapkan.

Standar Keselamatan radiasi
Penyinaran terhadap Pekerja Radiasi dewasa (>18 tahun)
Penyinaran terhadap anggota masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat perorangan dan keseluruhan masyarakat
Penyinaran untuk tujuan medik, kecuali petugas penyinaran .

PROTEKSI RADIASI EKSTERNA
Sumber Bahaya Radiasi Eksterna
Sumber radiasi berada diluar tubuh
ØPemancar radiasi Alpha
ØPemancar radiasi Beta
ØPemancar radiasi Gamma/Sinar-X
ØPemancar radiasi netron
Bahaya Radiasi Interna
Sumber Radiasi berada didalam Tubuh
Cara pemasukan Zat Radioaktif ke dalam tubuh :
ØMelalui pernafasan
ØMelalui saluran pencernaan
ØMelalui kulit atau luka.
 TEKNIK RADIATION THERAPY (RADIOTERAPI)


Pengertian Radioterapi
Radioterapi merupakan suatu metode pengobatan penyakit kanker atau tumor yang menggunakan teknik penyinaran dari zat radioaktif maupun radiasi pengion lainnya. Tujuan radioterapi adalah untuk mendapatkan tingkatan sitotoksik  radiasi terhadap  planningtarget volume pasien, dengan seminimal mungkin pajanan (exposure) radiasi terhadap jaringan sehat dan di sekitarnya. Pesawat radioterapi adalah pesawat yang digunakan untuk melakukan terapi yang didalamnya  terdapat sumber radiasi baik sumber 60Co maupun 137Cs. Dengan keberadaan sumber radiasi tersebut, maka keselamatan baik pekerja maupun pasien memerlukan perhatian yang sangat penting agar tujuan dari penggunaan radioterapi tersebut terwujud tanpa menimbulkan masalah baru. 
Radioterapi adalah penggunaan partikel energi untuk menghancurkan sel–sel dalam pengobatan penyakit. Sel mati akibat dari reaksi kimia dalam sel yang menyebabkan perubahan DNA dan RNA, mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi. Jumlah kerusakan DNA dan RNA sebuah sel tergantung dari radiosensitifitas sel.
Teknik radioterapi

Radiasi Tiga Dimensi
Dengan menggunakan alat-alat canggih semacam computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), positron emission tomography (PET), atau single photon emission computed tomography (SPECT), lokasi, ukuran, dan bentuk kanker bisa diketahui dengan pasti. Berdasar data itu, kemudian dirancang suatu pola radiasi yang sesuai, sedemikian rupa sehingga pancaran radiasi bisa mengenai seluruh jaringan kanker tanpa menyentuh sel sehat di sekitarnya. Dengan cara ini radiasi bisa diberikan dalam dosis tinggi. Sering digunakan untuk mengobati kanker prostat, paru-paru, hati, nasofaring, dan beberapa jenis kanker otak.

Stereotactic Radiosurgery
Lazim digunakan untuk mengobati kanker otak. Penderita mengenakan alat semacam helm yang bisa memancarkan radiasi dari berbagai arah. Dengan alat ini, dosis dan sasaran radiasi bisa diukur dengan tepat, nyaris tanpa mengganggu jaringan di sekitarnya. Beda dengan bedah otak konvensional, “bedah radiasi” ini tidak sakit, tidak menyebabkan perdarahan, dan tidak mempunyai risiko infeksi.

Stereotactic radiotherapy
Prinsipnya mirip dengan stereotactic radiosurgery, tetapi menggunakan alat yang bisa bergerak bebas mengitari tubuh pasien. Dengan demikian bisa digunakan untuk mengobati kanker otak maupun kanker di bagian tubuh yang lain. Bedanya adalah, stereotactic radiotheraphy diberikan dalam dosis kecil beberapa kali sehari untuk mengurangi efek samping.
Radioimmunotherapy
Kini radiasi juga dikombinasikan dengan imunoterapi. Antibodi khusus kanker disuntikkan ke dalam tubuh setelah sebelumnya “ditempeli” materi radioaktif. Di dalam tubuh otomatis antibodi akan mencari zat (antigen) yang diproduksi oleh sel kanker. Setelah ketemu, sel kanker dihancurkan oleh materi radioaktif yang dibawanya.
Cara ini sangat tertarget, mencegah risiko rusaknya sel sehat. Sering digunakan untuk pengobatan non-Hodgkin’s lymphoma, dan sedang dalam tahap uji klinis untuk pengobatan leukemia, kanker usus, kanker hati, paru-paru, otak, prostat, thyroid, payudara, kandungan, dan pankreas.
Ada 4 faktor yang mempengaruhi radiosensitifits sel :
·         kecepatan pembelahan sel
·         fase siklus sel
·         derajat differensiasi sel
·         kadar oxigenasi sel
pembelahan sel dengan cepat, apakah itu normal atau yang bersifat kanker, lebih rentan terhadap terapi radiasi. Sel- sel yang sedang dalam kesenjangan fase 2 ( periode setelah sintesis DNA sebelum mitosis) dari siklus sel adalah paling sensitive terhadap raioterapi. Differensiasi sel yang buruk dan sel teroksigenasi baik juga sangat radiosensitive. Umumnya jenis kanker yang paling sensitive pada radioterapi adalah limfoma, seminoma, sel skuamosa daerah orofaring,kulit dan sel epitel serviks. Sel normal yang paling sensitive terhadap radioterapi adalh sel – sel darah yang dihasilkan dalam sum-sum tulang, folikel rambut dan sel traktus gastrointestinal. Untuk mengatasi kanker terapi radiasi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan pembedahan, kemoterapi dan/ immunoterapi.





Tujuan 
·         Kuratif, seperti penyakit Hodgkin, kanker seminoma testis, kulit, serviks dan kanker laring.
·         Mengontrol penyakit baik jangka pendek maupun jangka panjang seperti pada tumor otak, kanker kandung kemih, kanker ovarium dan kanker paru
·         Faliatif untuk meningkatkan kwalitas hidup dengan menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi 
Indikasi
·         Kanker seminoma testis,
·         Kanker laring
·         Tumor otak
·         Kanker kandung kemih
·         kanker ovarium
·         kanker paru 
Kontraindikasi:
·         Eritema
Persiapan
·         Talk
·         air yang bersih dan steril
·         sarung tangan
·         obat – obatan 
Prosedur
a. Sebelum melakukan tindakan 

·         Menentukan type dan jumlah radiasi yang digunakan, pengaruh serta bahayanya
·         Memperpanjang waktu memulai radiasiterapi, perawat memperhatikan kondisi klien secara keseluruhan
·         Perhatikan pada dinding lead atau lead aprons serta melindungi area yang terkena radioterapi
·         Menutup area yang akan diberi terapi.
·         Pada saat material terapi radiasi tidak digunakan maka material tersebut harus disimpan ditempat yang aman
b. Jika perawat dan anggota keluarga ikut dalam prosedur radiasi maka mereka harus melindungi diri
c. pada saat klien sedang mendapat radiasi , semua perawat jaga dan fasilitator harus melindungi diri
d. catat berapa waktu yang dibutuhkan dan berapa material yang terpakai
e. menjaga akses dan mensupport klien serta orang –orang yang ikut serta dalam terapi radiasi
f. perhatikan prosedur kerja dan bersama pasien membuka segel iodine 


1. Perawat memakai sarung tangan elastis ketika memberikan perawatan
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan, tempat yang diisi air harus didesinfeksi
3. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan memakai air yang mengalir
4. Simpan semua barang- barang pasien didalam tas
5. Jelaskan pada pasien dan keluarga perlunya perlindungan terhadap radiasi
( Smith,2000)


Respon akut terhadap Radiotherapi
Kulit : kehilangan lapisan epidermis, eritema, kering, deskuamasi dan hyperpigmentasi
Gastrointestinal : mukositis, proktitis, disphagia, ulcerasi, nausea, vomitus, diare, malnutrisi.
Kelaenjar saliva : Penurunan pembentukan saliva, membran mukosa kering, perubahan rasa, disfagia.
Ginjal : cistitis
Sumsum tulang : Mielosupresi, anemia, trombositopenia
Rambut : kehilangan rambut
Paru-paru : pnemonitis
Jantung : MCI/pericarditis
Brain/spinal cord : edema
Ovari/testis : amenorhoe, pengurangan produksi sperma 
Hal-hal yang harus diperhatikan
Efek samping dapat terjadi dalam 6 bulan dirujuk sebagai efek samping akut dan yang terjadi selama 6 bulan disebut efek lanjut atau efek samping kronis. Efek samping akut yang terjadi dalam pembelahan sel kulit yang amat cepat, membrane mukosa, folikel rambut dan sum-sum tulang umumnya reversible, efek samping kronis dalam sel yang membelah secara lambat seperti sel –sel otot dan pembuluh darah yang biasanya permanent. Efek samping yang dialami pasien terbatas pada daerah yang terkena. Akan tetapi seseorang yang menerima terapi radiasi mungkin mengalami efek sistemik seperti : mual, anoreksia dan kelelahan. Gejala ini berhubungan dengan kerusakan dari sel kanker dan filtrasi sel ini dengan hasil yang melewati tubuh, secara umum kebanyakan apsien mentoleransi radioterapi dengan baik.

Jenis pesawat radioterapi
1.       Simulator
2.       CT Scanner
3.       Treatment Units : superficial
4.       ORTHOVOLTAGE
5.       Cobalt
6.       LINAC : foton
7.       LINAC : foton dan Electron


UNIT TELETERAPI (Co-60)

Telah diketahui bahwa daya penetrasi sinar-X dalam jaringan amat tergantung dari energi yang dihasilkan oleh tabung. Makin tinggi perbedaan tegangan antara katoda dan anoda, makin besar pula daya tembus sinar. Berarti untuk tumor-tumor yang letaknya dalam diperlukan pesawat-pesawat dengan tegangan yang tinggi. Pada tahun 1913, Coolidge memperkenalkan tabung sinar-X hampa udara dengan tegangan 200 kV yang pertama. Tabung ini merupakan dasar dari perkembangan teknik radioterapi selanjutnya. Karena dengan tegangan tersebut tidak akan didapatkan dosis yang memuaskan untuk tumor-tumor yang letaknya lebih dalam, maka sesudah perang dunia kedua, lahirlah pesawat "supervoltage" kemudian disusul dengan periode "megavoltage" yang diperkenalkan oleh Schulz. Setelah itu ditemukan pula Co-60 (kobalt 60) yang merupakan isotop buatan yang murah yang dapat menggantikan jarum radium yang mahal harganya. Pada saat ini Co-60 yang mempunyai energi ekuivalen dengan sinar-X 3 mV, digunakan baik sebagai radiasi eksternal (teletherapy) maupun radiasi internal (brachytherapy, yaitu implantasi atau intra-kavitar). 

a.) Rangkaian Dasar Pesawat Co-60
Pesawat Co-60 menggunakan sumber radiasi bahan radioaktif Cobalt 60 yang menghasilkan sinar gamma. Sinar Gamma adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Gamma bermuatan 0 (nol) dihasilkan akibat transisi inti nukleon. Sumber (head source) Co-60 berada pada gantry yang dapat diatur penyudutannya dari 00 - 3600. Sinar gamma memiliki daya tembus yang tinggi dibandingkan partikel alpha maupun beta. Bahan untuk menahan sinar gamma biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas dari sinar gamma. Pesawat Co-60 memiliki lampu kolimator dan fiber optik yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja.
Pesawat teleterapi Co-¬60 setiap tahun terjadi penyimpangan/ error sebesar 5%. Selain itu perlu dikalibrasi setiap 6 bulan. Penyimpangan output radiasi pesawat teleterapi Co-¬60 terjadi karena geometri dari isotop berbentuk silinder bukan bola dan berkas radiasi yang digunakan ialah berkas terkolimasi. Keberhasilan pelaksanaan teleterapi dengan menggunakan pesawat telecobalt-60 sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran dan geometris sumber, serta jarak sumber kepermukaan kulit pasien. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap karakteristik radiasi pesawat telecobalt-60, maka telah dilakukan simulasi dengan menggunakan model sumber berbentuk piringan, model sumber berbentuk titik, dan menggunakan model persamaan empiris.
Dari hasil simulasi, secara umum diperoleh bahwa semakin kecil diameter sumber, maka profil dosis keluaran pesawat akan semakin flatness, yang berarti sebaran dosis pada daerah teradiasinya akan semakin seragam. Semakin jauh sumber radiasi dari bidang pengamatan (SSD semakin besar) maka sebaran dosis pada bidang pengamatan tersebut akan semakin seragam. Untuk SSD konstan, semakin dalam titik pengamatan berada dalam phantom maka sebaran dosisnya akan semakin seragam.
Dengan membandingkan hasil simulasi dan hasil eksperimen untuk medan radiasi standar 10 cm x 10 cm, maka kecenderungan keseragaman ( uniformity) sebaran dosis akibat adanya ukuran sumber (SSD) dan kedalaman (d) hanya terjadi pada daerah disekitar sumbu berkas (-2 cm sampai 2 cm), sedangkan untuk daerah lain ( daerah penumbra dan sekitarnya) di dalam medan kecenderungan ini tidak berlaku. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh adanya pengabaian terhadap efek hamburan phantom.


Penyinaran tabung detektor dilakukan dengan dua variasi, yaitu 1) luas lapangan dan 2) SSD. Pengambilan luas lapangan dan SSD disesuaikan dengan tabel penyinaran yang tersedia. Pengukuran keluaran radiasi dilakukan 3 kali ulangan. Pada awal dan akhir pengukuran dilakukan pencatatan temperatur, tekanan dan kelembaban udara. Data ini digunakan untuk menetapkan nilai faktor koreksi K pt dan fh pada hasil pembacaan ukur.

Pesawat telelerapi ini menggunakan sumber radiasi CO60 yang memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga baik digunakan untuk keperluan pengobatan penyakit kanker. Sumber (head source) CO60 berada pada gantry yang dapat diatur penyudutannya dari 00 - 3600. Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber optic yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja.

2.2 Pesawat megavoltage Cobalt-60
Pesawat megavoltage Cobalt-60 adalah salah satu pesawat radiasi yang menghasilkan radiasi foton sekitar 1.25 MV, oleh karena itulah pesawat Cobalt-60 disebut pesawat megavoltage. Cobalt-60 adalah isotop dari yang memiliki kelebihan satu neutron pada inti atomnya. Umur paruh Co-60 adalah 5.3 tahun dengan mengemisikan 0.097 MeV partikel beta dan dua sinar gamma dengan energi 2.5 MeV. Masing-masing sinar gamma ini memiliki enegi 1.2 MeV dan 1.3 MeV. Aktivitas Co-60 adalah 1100 Currie/gram.

Untuk mengetahui berapa besar radiasi yang dikeluarkan pesawat cobalt permenitnya maka rumah sakit melakukan kalibrasi keluaran pesawat megavoltage Cobalt-60. Kalibrasi ini umumnya dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Aplikasi medik dari berbagai tehnik nuklir yang ada akan bermanfaat dan mempunyai arti bagi masyarakat bila telah tersedia ketika dibutuhkan untuk pengobatan dan bila dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan untuk dapat disampaikan kepada para dokter guna menentukan langkah pengobatan yang tepat dan sesuai. Untuk mencapai hal tersebut, IAEA (International Atomic Energy Agency) berusaha membuat suatu mekanisme untuk dapat menjangkau semua lapisan masyarakat sebagai pemakai tehnik nuklir ini sebanyak mungkin yang bertujuan untuk mempromosikan kualitas klinik tehnik nuklir yang terjamin dan meningkatkan penggunaan tehnik nuklir di bidang kesehatan di negara-negara berkembang. 



9.8 Gelombang Elektromagnetik
Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ elektron bergerak bolak-balik, dengan kata lain dalam kawat PQ terjadi getaran listrik. Perubahan tegangan menimbulkan perubahan medan listrik dalam ruangan disekitar kawat, sedangkan perubahan arus listrik menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan medanlistrik dan medan magnet itu merambat ke segala jurusan. Karena rambatan perubahan medan magnet dan medan listrik secara periodik maka rambatan perubahan medan listrik dan medan
magnet lazim disebut Gelombang Elektromagnetik. Percobaan-percobaan yang teliti membawa pada kesimpulan, bahwa pola gelombang elektromagnetik sama dengan pola gelombang transversal dengan vektor perubahan medan listrik tegak lurus pada vektor perubahan medan magnet.

Gelombang elektromagnetik menunjukkan gejala-gejala :
1. Pemantulan, pembiasan, difraksi, polarisasi seperti halnya pada cahaya.
2. Diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator.
Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan daya imajinasi dan ketajaman akal pikiran berlandaskan keyakinan akan keteraturan dan kerapian aturan-aturan alam. Hasil-hasil percobaan yang mendahuluinya telah mengungkapkan tiga aturan gejala kelistrikan :
Hukum Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medan listrik yang kuat.
Hukum Biot-Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkan medan magnet disekitarnya.
Hukum Faraday : Perubahan medan magnet (B) dapat menimbulkan medan listrik (E).
Didorong oleh keyakinan atas keteraturan dan kerapian hukumhukum alam, Maxwell berpendapat bahwa masih ada kekurangan satu aturan kelistrikan yang masih belum terungkap secara empirik. Jika perubahan medan magnet dapat menimbulkan perubahan medan listrik maka perubahan medan listrik pasti dapat menimbulkan perubahan medan magnet, demikianlah keyakinan Maxwell. Dengan pengetahuan matematika yang dimilikinya, secara cermat Maxwell membangun teori yang dikenal sebagai teori gelombang elektromagnetik. Baru setelah bertahun-tahun Maxwell tiada, teorinya dapat diuji kebenarannya melalui percobaan-percobaan.Menurut perhitungan secara teoritik, kecepatan gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas


Sudah disebutkan bahwa kanker dapat ditangani dengan terapi radiasi, Salah satunya dengan menggunakan sinar gamma Cobalt-60. Radioterapi CO-60 merupakan pesawat telelerapi yang memancarkan sinar gamma secara terus menerus sehingga baik digunakan untuk keperluan pengobatan penyakit kanker. Sumber (head source) CO-60 berada pada gantry yang dapat diatur penyudutannya dari 00 – 3600. CO-60 ditempatkan dalam kontainer metal yang tebal pada alat, yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sel kanker dapat diradiasi dari berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin dan dengan paparan yang setepat mungkin. Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber optic yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja. Untuk menghindari rusaknya sel-sel yang sehat, prinsip-prinsip proteksi radiasi harus dijalankan dengan baik. Proteksi radiasi terdiri atas tiga prinsip yang harus dijalankan. Pertama, Radiasi digunakan jika memang benar-benar dibutuhkan. Dalam pengobatan kanker, radiasi memang benar-benar dibutuhkan. Kedua, ALARA (as low as reasonably achieveble). Dalam radioterapi pengobatan kanker, prinsip ALARA ialah dosis yang dibutuhkan harus setepat mungkin karena jika tidak sel-sel yang sehat juga akan rusak. Kemudian prinsip yang terakhir ialah pembatasan dosis. Radioterapi dengan menggunakan CO-60, radiasinya diarahkan atau merupakan radiasi eksternal. Radioterapi CO-60 memancarkan sinar gamma yang dapat mengionisasi dan merusak sel. CO-60 memancarkan 2 jenis sinar yang berenergi tinggi, yakni sinar beta dan gamma. Setelah memancarkan sinar beta, CO-60 kemudian memancarkan sinar gamma. Sinar gammalah yang dimanfaatkan untuk terapi radiasi karena lebih memiliki daya tembus yang lebih besar dan daya rusak yang besar pula terhadap sel kanker. Berikut skema pemancaran sinar gamma pada CO-60.

Teknik- teknik yang harus dijalankan terhadap radiasi gamma, hasil CO-60, sesuai dengan prinsip proteksi radiasi diantaranya meminimalkan waktu penyinaran, memaksimalkan jarak dari sumber radiasi, dan melindungi sumber radiasi. Walaupun beberapa efek biologis radiasi tergantung pada nilai dosisnya, untuk maksud pengontrolan dapatlah diasumsikan bahwa 

Nilai dosis × waktu penyinaran = dosis total

Dengan demikian, jika pekerjaan harus dilakukan pada medan radiasi yang relatif tinggi, dalam hal ini radioterapi CO-60, pembatasan waktu penyinaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga produk nilai dosis dan waktu penyinaran tidak melebihi dosis total maksimum yang diperbolehkan radioterapi tersebut dikerjakan sesuai dengan prinsip keselamatan radiasi. Misalnya, Selama jangka waktu beberapa minggu, setiap harinya harus dikenai radiasi seberapa besar sehingga pasien tersebut menerima radiasi secara tepat agar sel-sel sehat disekitar sel kanker hanya menerima sedikit paparan radiasi. Kemudian proteksi yang dijalankan adalah mengatur jarak dari sumber radiasi. Secara intuitif, jelas bahwa penyinaran radiasi menurun dengan bertambahnya jarak. Jika diubah ke dalam istilah kuantitatif, kenyataan ini menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan untuk keselamatan radiasi. Pada radioterapi dengan CO-60 jarak juga diatur sedekemikian rupa sehingga radioterapi menjadi optimal. Berikut ialah skema penyusunan radiasi. 

Dimana SSD merupakan jarak sumber/pesawat dengan permukaan fantom, a adalah sumber radiasi CO-60, d jarak fantom ke objek yang akan diradiasi dalam hal ini pasien.
Proteksi radiasi yang juga harus dijalankan ialah perlindungan atau penghalang. Pada prinsip ini, sebelum radiasi gamma sampai menuju ke objek yang akan diradiasi perlu adanya pelindung yang dapat melemahkan atau mengurangi radiasi gamma tersebut. Pada kondisi-kondisi geometri yang baik, pelemahan sinar gamma sesuai dengan rumus

Kendatipun demikian, pada kondisi-kondisi yang tidak baik berkas sinar gamma dapat menyebar kemana saja. Yang terpenting ialah prinsip ini harus dijalankan agar dapat mengurangi risiko radiasi yang lebih buruk. Untuk mengurangi intensitas radiasi beberapa jenis penghalang. Yang pertama HVL (Half Value Layer) yang dapat mengurangi intensitas radiasi menjadi setengahnya, kedua TVL (Tenth Value Layer) yang dapat mengurangi intensitas yang datang menjadi sepersepulunya. Kemudiaan Mean Value Layer dapat mengurangi intensitas menjadi kira-kira 38% intensitas awal. Sebagai gambaran , pada kondisi geometri yang baik, untuk meneruskan 10% radiasi gamma yang membahayakan, pelindung beton setebal sekitar 7 inchi diperlukan.
Pada dasarnya radioterapi dengan menggunakan CO-60 dimaksudkan untuk mengobati kanker, akan tetapi seperti yang kita tahu bahwa radiasi juga dapat merusak sel lain yang sehat. Untuk itu dalam penggunaannya perlu ada pengawasan yang ketat. Banyak sekali badan-badan yang mengatur tentang radiasi seperti IAEA, ICRP dan lain sebagainya yang kesemuanya menekankan bahwa prinsip-prinsip proteksi radiasi harus dijalankan dengan baik. Tujuannya tidak lain ialah pemanfaatan radiasi benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, mencegah penerimaan paparan radiasi yang berlebihan sehingga dapat mengurangi efek-efek somatik yang berbahaya. Dengan menggunakan prinsip proteksi radiasi ini, Radioterapi dengan CO-60, zat radioisotop CO-60 ditempatkan dalam kontainer metal yang tebal pada alat, yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sel kanker dapat diradiasi dari berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin dan dengan paparan yang setepat mungkin. Kemudian sumber radiasi gamma dari CO-60 juga ditempatkan pada jarak tertentu sehingga pasien dikenai radiasi yang optimum atau pas secara paparan radiasi. Radioterapi CO-60 juga dilakukan secara berkala, setiap hari, secara tepat sehingga dosis total yang diterima pasien tidak melebihi dosis maksimum.

Efek samping dari radioterapi
Efek samping yang dirasakan pada umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama pengobatan berupa rasa lemah, menurunnya nafsu makan, yang biasanya terjadi karena pasien tidak dapat menerima kenyataan bahwa dirinya menderita kanker, harus menjalani terapi sinar yang dinilai menakutkan, atau perjalanan dari rumah ke tempat pengobatan yang melelahkan.

Namun, meskipun berbagai metode pengobatan kanker terkini ditopang oleh peralatan modern, kegagalan masih selalu dapat terjadi. Faktor kegagalan tersering adalah lambatnya pasien meminta pertolongan dokter sehingga penyakit telah mencapai stadium lanjut, disamping kepatuhan pasien terhadap program pengobatan.



Cara mencegah efek samping dari radiotetrapi
Menurut dr Fielda, berikut hal-hal sederhana yang perlu dilakukan untuk mencegah efek samping radioterapi:
1. Pastikan tubuh cukup istirahat
Setelah radioterapi, pasien akan merasa lebih lelah dibanding keadaan normal. Rasa lelah itu disebut juga fatique, yang mungkin berlangsung sampai beberapa minggu setelah radiasi selesai. Cobalah untuk tidur dengan nyenyak pada malam hari untuk mengurangi efek samping tersebut.

2. Makanlah makanan seimbang dan bergizi
Tergantung dari bagian mana dari tubuh Anda yang diradiasi (misalnya bila diradiasi daerah perut atau pelvis), maka dokter akan menganjurkan diet tertentu.

3. Rawatlah kulit di daerah radiasi
Kalau Anda mendapat radiasi eksternal (radiasi dari luar tubuh pasien), daerah yang diradiasi menjadi lebih sensitif dan kadang-kadang terlihat kemerahan. Jangan menggunakan sabun, air, lotion, deodoran, obat-obatan, minyak wangi dan kosmetik pada daerah yang diradiasi, kecuali bedak bayi.

4. Hindari memakai pakaian yang ketat
Termasuk memakai korset atau baju leher tegak yang ketat. Pakailah baju longgar dari bahan katun yang lembut.

5. Jangan menggosok, menggaruk atau menggunakan plester yang sangat lengket pada daerah radiasi
Kalau kulit daerah radiasi harus ditutup dengan kain kasa dan plester, pakailah micropore atau plester untuk kulit sensitif. Cobalah untuk meletakkan plester diluar daerah radiasi dan jangan melekatkan pada daerah yang sama.

6. Jangan meletakkan kompres panas atau dingin pada daerah radiasi
Bila bagian yang diradiasi perlu dicuci, katakan terlebih dulu pada dokter Anda. Gunakan air Nacl steril atau air hangat-hangat kuku pada daerah yang diradiasi.

7. Lindungi daerah radiasi dari sinar matahari
Kulit akan menjadi ekstra sensitif terhadap sinar matahari setelah diradiasi. Kalau memungkinkan, pakailah pakaian yang tertutup. Pakailah payung bila berada di bawah terik matahari.

8. Katakan pada dokter obat-obatan yang diminum sebelum radiasi
Agar dokter Anda mengetahui Anda minum obat-obatan lain seperti vitamin, aspirin, obat-obatan, herbal dan lain-lain.



KV Optimum


 Kv Optimum


Kv optimum merupakan salah satu teknik radiografi dengan menaikkan kv dari kv standar (kV yang secara umum digunakan untuk membentuk suatu radiograf dan mampu menghasilkan informasi diagnostik) tetapi dengan penggunaan maksimum kv sebesar 90. Dalam penggunaan teknik kv optimum, kita masih dapat membedakan antara tulang dan jaringan lunak. Tujuan pengunaan teknik kv optimum ini yaitu untuk mengurangi penggunaan mAs agar lebih kecil dan dosis radiasi yang diterima pasien kecil karena dengan bertambahnya kV maka daya tembus sinar-X semakin kuat, sehingga semakin sedikit sinar-X yang diserap oleh bahan (kulit) Bushong, 1988. dibandingkan penggunaan teknik yang normal.
 Penggunaan teknik ini tidak bisa dilakukan pada semua pemeriksaan radiografi, tetapi hanya pada pemeriksaan tertentu saja seperti :
·         Pemeriksaan radiografi tulang kepala,
·         Pemeriksaan radiografi vertebrae,
·         Pemeriksaan radiografi abdomen,
·         Pemeriksaan Radiografi Thorax,
·         Pemeriksaan radiografi pelvis,
·         Pemeriksaan BNO-IVP,
·         Pemeriksaan OMD ( Oesophagus Maag Duodenum ),
·         Pemeriksaan khusus seperti Cholecystografi, Myelografi, Histerosalphingografi, Angiografi, dan Cor Analisa.

penggunaan teknik kv optimum ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya  (menurut Glenda J Bryan edisi kedua halaman 22 ). Adapun kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut :

a.       Kelebihan menggunakan kv Optimum :
-          Penggunaan kV yang tinggi akan meminimalkan dosis yang diterima oleh pasien, karena semakin tinggi kV semakin kuat daya tembus sinar-X, sehingga semakin sedikit sinar-X yang diserap oleh bahan (pasien).
-          Peningkatan kV yang diimbangi dengan penurunan nilai mAs akan mengurangi pembebanan pesawat sinar-X sehingga umur pesawat lebih panjang.
-          Penggunaan waktu eksposi yang singkat akan meminimalkan ketidaktajaman akibat pergerakan.
-          Penggunaan teknik kV optimum akan menghasilkan rentang densitas panjang sehingga datail yang dihasilkan tinggi.

b.      Kekurangan menggunakan kv optimum :
-            Radiasi hambur meningkat sehingga memerlukan grid beratio tinggi.
-            Mengurangi detail dan kontras di struktur jaringan.
-            Dosis yang diterima gonad besar pada pemeriksaan thoraks.
-            Penetrasi atau daya tembus beresiko besar untuk pembuluh darah kecil.
-            Detail pada tulang kurang terutama pada foto-foto tulang.
-            Pada tomogram memiliki kontras yang kurang baik.

Pesawat Roentgen Konvensional

PESAWAT RONTGEN KONVENSIONAL

Teori Dasar :
  • Pesawat radiologi adalah alat / pesawat medik yang bekerja mengunakan radiasi pengion baik itu sinar nuklir, gamma, sinar-X dan lain-lain.
  • Pesawat roentgen  adalah alat / pesawat medik yang bekerjanya mengunakan radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografi.

 Sejarah Singkat Ditemukannya Sinar-X :
Sinar-X pertama kali ditemukannya oleh Willhem Conrad Rontgen pada tahun 1895, beliau mengunakan tabung Geslier yaitu tabung yang terbuat dari Glass Envelope yang didalamnya terdapat gas Argon atau Xenon yang jika ada perbedaan potensial diantara anoda dan katoda maka gas–gas ini akan terionisasi  dan elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya. Elektron yang terdekat dengan anoda akan langsung ditarik keanoda sehingga terjadi hole. Hole ini akan diisi oleh elektron berikutnya, tempat yang ditinggalkan elektron ini akan menjadi hole lagi dan terjadi pengisian lagi oleh elektron berikutnya, begitu seterusnya sehingga akan terjadi estafet elektron dan terjadilah rangkaian tertutup dan terjadilah arus elektron yang berkebalikan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut   K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,01–1 Amstrong inilah yang kemudian disebut sinar-X atau sinar Rontgen. Tabung X-ray jenis pertama ini disebut Cold Chatoda Tube.
Namun pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1913, Collige menyempurnakan penemuan Rontgen dengan memodifikasi tabung yang digunakan. Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Tabung jenis ini kemudian disebut Hot Chatoda Tube dan merupakan tabung yang dipergunakan untuk pesawat Rontgen konvensional yang sekarang.  

Cara Kerja Hot Katoda Tube :
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung rontgen dihubungkan ke   transformator filamen. Transformator filamen ini akan memberi supply sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan pada filamen tabung rontgen, sehingga terjadi Thermionic Emission, dimana elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya, sehingga akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.
Anoda dan katoda di hubungkan dengan transformator tegangan tinggi 10 KV – 150 KV. Primer HTT diberi tegangan AC (bolak-balik) maka akan terjadi garis-garis  gaya magnet (GGM) yang akan berubah–ubah bergantung dari besarnya arus yang mengalir. Akibat dari perubahan garis-garis gaya magnet ini akan menyebabkan timbulnya gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung dari setiap perubahan fluks pada setiap perubahan waktu (E = - d Φ / dt). Dari proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplay ke elektroda tabung rontgen.
Pada saat anoda mendapatkan polaritas (+) dan katoda mendapat polaritas (-)  maka elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda akan ditarik menuju anoda, akibatnya terjadilah suatu loop (rangkaian tertutup) maka akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan. Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut   K Karakteristik. Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan seatu gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,01-1 Ǻ inilah yang kemudian disebut sinar-X atau sinar Rontgen.

Syarat-Syarat Terjadinya Sinar-X :
  •  Adanya sumber elektron yang diperoleh dari transformator filament sehingga terjadi termionic emission. Kemudian terjadi elektron-elektron bebas & menyebabkan terjadinya awan electron dikatoda.
  • Adanya tegangan tinggi (kV) yang diperoleh dari HTT, sehingga diperoleh beda  potensial antara anoda & katoda.
  • Adanya alat yang berfungsi menyetop jalannya electron dari anoda ke katoda yang berupa target.
  • Adanya tabung vacuum yang berfungsi memberikan keleluasaan electron dari anoda ke katoda sehingga tidak ada hambatan.
  
Blok Diagram Pesawat Rontgen Konvensional





  A.  Rangkaian Power Supply
       Ragkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh rangkaian pesawat sesuai yang Dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian. Rangkaian ini terdiri dari :

1.  Salar
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.

2.  Fuse
Berfungsi sebagai pengaman jika terjadi beban berlebihan.

3.   Voltage Compensator
Alat yang berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN Jika tegangan naik kita harus menambah jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator dan jika tegangan turun kita harus mengurangi jumlah lilitan primer dengan memutar selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan transformasi antara tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan dan jumlah lilitan sekunder adalah tetap dengan demikian diperoleh nilai tegangan pada setiap lilitan akan tetap.

4.  Line Resistance (R Match)
Setiap pesawat mempunyai hambatan atau R yang diberikan oleh pabrik, contohnya pada pesawat shimadzu R=0,04-0,08Ω, resistance ini disebut R internal ( R pesawat ). Sehinnga R line adalah tahanan atur yang berfungsi untuk mencocokkan tahanan pengkabelan dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat.

5.  Voltage Indicator
Berfungsi untuk mengetahui apa tegangan PLN jika mengalami kenaikan atau penurunan.

6.   Voltage Regulator
Berfungsi untuk memilih tegangan PLN 110/220v AC tergantung dengan pesawat yang digunakan dan dinegara mana pesawat dioperasikan.
  
7.  Auto Transformator (autotrafo)
Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan sekundernya menjadi satu dalam satu core.

8.   KVP Selektor Mayor
Berfungsi untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal 10 KV.

9.  KVP Selektor Minor
Berfungsi untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV.


B.  Rangkaian Pemanas Filamen


Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas filament agar terjadinya termionic emission bisa di kendalikan sehingga jumlah elektron-elektron bebas yang dihasilkan pada filament tabung rontgen bisa dicontrol.

1.  Rangkaian Stabilisator Tegangan
Fungsinya untuk menstabilkan tegangan untuk rangkaian pemanas filament sehingga pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. 

2.  Space Charge Compensator (SSC)
Alat ini berfungsi untuk mengkompensasikan nilai arus tabung agar sesuai dengan yang dipilih meskipun terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung roentgen. Rangkaian ini berupa variable resistor (VR) yang terdiri dari tap-tap, yang tiap tap-tapnya mempunyai nilai R yang berbeda-beda.

3.   mA Control
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan. Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR. Semakin  besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin kecil mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen. Tegangan transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator filamen ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elektron bebas  yang dihasilkan. EF besar --> IF besar --> elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage drop yang lebih besar.

4.  Stand By Resisitor (SBR)
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung rontgen agar terjadi pre-heating sebelum expose berlangsung sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith ON, filamen tabung rontgen langsung mendapatkan tegangan dari transformator filamen tapi melewati stand by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja dan relay energice bekerja sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan kontaktor relay di stand by resistant terhubung (di by pass), sehingga tegangan akan melewati kontaktor (bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan filamen pada tegangan normal.

5.  Filamen Limiter (mA limiter)
Alat yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di atas sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini akan lebih terasa terutama pada tabung rontgen yang mengunakan double fokus, yaitu fokus besar dan focus kecil yang masing-masing dilengkapi filament limiter sendiri. Untuk yang large focus nilai tahanan limiternya kecil, sedangkan untuk yang small fokus nilai tahanan limiternya besar yang diatur sekali pada waktu perakitan.

6.  Trafo Filamen
Berfungsi untuk step down filament, biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12 v/18 v tergantung spesifikasi tabung.

7.  Filamen Tabung Rontgen
Berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda.


C.  Rangkaian Tegangan Tinggi
    Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda & katoda. Dimana anoda harus selalu mendapat polaritas (+) & katoda harus selalu mendapat polaritas (-), agar elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda. Agar anoda selalu mendapat polaritas (+), maka dipasang penyearah tabung rontgen.

D.  Rangkain Tabung Rontgen
1.      Tabung Rontgen

Merupakan sebuah tabung diode yaitu  tabung vakum yang terdiri dari dua elektrode, yaitu anode dan katode.  X ray tube adalah tempat berlangsungnya proses terbentuknya sinar x.
  • Pesawat dengan 1 unit x-ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut “Pesawat Rontgen 1 examination”.
  • Pesawat rontgen yang memiliki x-ray tube over table dan under table disebut 2  Examination.


2.    Penyearah Arus
      Jenis-jenis Penyearah :
  • Self rectifier X-Ray unit
  • Penyearah inversuppessor
  • Penyearah sistem bridge
  • Penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda
  • Penyearah 1/2 gelombang dengan 2 dioda
  • Penyearah gelombang dengan 1 dioda

E.   Rangkaian Timer
          Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran.